Friday, October 28, 2011

Chapter 06 - Sesuatu

Hai para pembaca yang berbudiman. Keliatannya kalian semua sudah begitu lama menunggu bualan-bualan saya yang emang ngangenin. Mohon maaf sebelumnya dikarenakan saya untuk sementara berubah jadi orang yang agak serius (belum serius looh) dan pada akhirnya menurunkan kemampuan dan kapabilitas saya dalam membual. Tetapi tenang, membual adalah jati diri saya yang akan terjaga keluruhannya. Itu menjadi Sumpah Pembual, "membual satu membual terus saja".

Oke-oke, saya rasa intronya sudah cukup panjang. Mari kita kembali ke jalan cerita yang sempat terputus. Kali ini kita berbicara mengenai "sesuatu". Kenapa begitu? adakah hubungannya ama penyanyi berparas cantik yang lagi naik odong-odong? *yaya naik daun maksudnya
Sebenarnya tidak, lalu kenapa tidak? Hmm, saya memilih untuk tidak menceritakan soal dirinya karna saya tak sanggup setia. (~.~)x *brb nyari kasetnya

Sesuatu adalah sebuah kata yang merujuk pada satu hal apakah itu berwujud atau tidak berwujud (pocong : nape manggil gw). Sifatnya misterius karna menyembunyikan maksud dan tujuan yang dibicarakan. Inilah yang terjadi pada diri Bingo ketika doi pergi berbelanja ke pasar bareng keluarga. Kalo aja masa itu udah ada facebook, pastilah Bingo udah update status kaya gini:

Bingo cuteslalubegini   "Lagi jalan-jalan ke pasar nih, duuh rame buanget yak." with papa, mama, kakak

yaa, saat itu adalah saatnya mencari barang-barang baru, karna pada hakikatnya manusia butuh pembaharuan, seperti pakaian, sepatu/sandal, alat-alat dapur, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya.

Mungkin bagi sebagian orang, berbelanja adalah saat yang membahagiakan apalagi kalau megang uang banyak, tapi bagi Bingo....hmmph....sama sekali tidak....saya ulangi TIDAK.
pasar yang sumpek oleh begitu banyaknya orang-orang dari segala lapisan masyarakat ditambah berisiknya mbak2/mas2 yg nawarin produknya, dan diakhiri dengan lamanya sang ibu/kakak dalam memutuskan barang mana yang hendak dibeli membuat si Bingo lelah untuk berjalan dan otomatis betisnya makin gede sehingga cita-citanya menjadi Top Model "Majalah Sobek" hilang sirna.

Mbak Toko : Ayo buu masuk, dipilih barangnya, banyak baju yang bagus di sini, lagi trend loh
(Hati Bingo) : (mulai nih bujukan setannya)
Ibu               : Hmmp, itu baju yang warna ungu bagus, bisa dicoba?
Mbak Toko : ya bu bagus, cocok sama ibu
(Hati Bingo) : (ya bu, udah beli aja)
Ibu               : Tapi payetnya kebanyakan, yang dikit aja ada nggak? Nah, yang biru itu.
Mbak Toko : wah iya bu, lebih bagus yang ini
(Hati Bingo) : (labil banget nih si mbak)
Ibu               : Iya bagus, tapi ada yang corak bunga nggak, kaya yang warna merah itu
Mbak Toko : Oh yang itu, ya lebih bagus. jadi klitan lebih muda (mulai keringetan)
(Hati Bingo) : (masih bertahan si mbak rupanya)
Ibu               : Naahh, bagus banget iya kan kak *melirik ke arah si pat
Pat               : bagus buu, tapi mahal, kan mesti beli sepatu barunya Bingo dan tasnya saya.
Ibu               : Oh iyaa, makasi ya mbak, saya liat-liat dulu
Mbak Toko : (Tutup toko langsung pulang)
(Hati Bingo) : (Kasian nih si mbak, pasti jiwanya jadi galau nih)

Itulah sepenggal kisah tawar-menawar dari ibu bingo dan mbak toko yang berujung duka.  Terkadang kita tidak tahu apakah segala yang kita lakukan akan berujung pada keberhasilan atau kegagalan. Tapi ada "sesuatu" yang lebih penting, yaitu usaha atau ikhtiar. Semoga kita tidak berakhir tragis seperti Mbak Toko di atas. Jadilah Mbak Toko yang selalu semangat mencoba.
Sekian.
*ngejar Mbak Toko

Thursday, July 28, 2011

Marhaban Yaa Syahro Ramadhan

Alhamdulillah wa syukurillah terucap dari hati,
lampiaskan kebahagiaan diri menyambut bulan yang suci,
rindu ramadhan kembali berlabuh menyapa kaum muslimin.
mengucap salam kepada para pengemis ketaqwaaan,
memberikan manisnya ibadah dan amal kebaikan.

Tak lama lagi, sebentar lagi,
kita akan berpuasa dari nafsu tatkala bersua mentari ,
masjid bergema mengajak tarawih dan tadarus di saat bulan menemani,
tak ada detik yang terlewat melainkan rahmat Sang Pemilik Semesta,
jadikan langit dan bumi, saksi perjuangan menuju kesucian.

Marhaban Yaa Syahro Ramadhan,
awalmu menjadi ladang keberkahan dan rahmatNya,
tengahmu melapangkan jalan menuju pengampunanNya,
akhirmu membakar dosa bagi hambaNya,
hantarkan hati menuju kesempurnaan iman.

Marhaban Yaa Syahro Ramadhan,
hadiah bagi hambaNya yang dinantikan,
simpul jalinan silaturrahmi bagi kerabat dan sahabat,
doa-doa bertebaran menuju pintu langit yang terbuka,
berdzikirlah dan bershalawat salam atas Rasulmu,
mohonlah kepadaNya atasmu, keluargamu, agamamu, bangsamu, dan akhiratmu kelak,

Marhaban Yaa Syahro Ramadhan,
Lapangkanlah maaf atas segala kekhilafan,
Semoga berujung fitrah di hari kemenangan.

By : Ben Johar

Tuesday, July 26, 2011

Segelas Kopi - Kampung Merayu

Apa kabar para pembaca bualan yang selalu setia menemani pembual untuk menikmati berbagai keindahan untaian kata yang dapat tercipta (yea..yea)...
Melihat keadaan atau situasi atau kondisi atau suasana atau kejadian atau.... (woiyy....!!) *.* <-- dilempar kacang mede
pembual mencoba memberikan tips-tips rayuan gombal yang disediakan untuk kawan-kawan yang merasa susah untuk merayu karena keterhimpitan ekonomi (yaya,,kaga nyambung)

Rayuan ini dibuat dalam keadaan sesadar-sadarnya dengan saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja (Jakarta, 1945) yang disesuaikan dengan latar belakang atau profesi yang ada.

1. Rayuan Dokter Spesialis Mata

Biarkan aku menjadi retina yang senantiasa  menerima cahaya dari hatimu

2. Rayuan Tukang Obat

Oleskanlah secercah cintaku untuk menyembuhkan luka di hatimu

3. Rayuan Bapak Kepala Desa

Jika saya bisa menjadi pemilik hatimu, maka akan saya bangun harapan masa depan yang indah bersama karena bersama kita bisa

4. Rayuan Sopir Angkot

Jauh ataupun dekat, rasa yang ku miliki tetaplah sama kepadamu

5. Rayuan Rocker

Ku berjanji, akan ku hentak-hentakkan panggung kehidupan kita dengan cinta dan kebahagiaan

6. Rayuan Koki

Kan ku taburkan bumbu-bumbu cintaku ke dalam adonan kasih sayang yang kita buat

7. Rayuan Pembawa Acara Gosip

Saya akan ungkap hal-hal yang dianggap tabu menjadi layak dan patut diperbincangkan demi cinta yang ingin saya perjuangkan

8. Rayuan Pemain Sepakbola

Aku tak akan berhenti untuk menggiring cintaku selalu hingga masuk ke dalam gawang hatimu

9. Rayuan Angkatan Bersenjata

Aku tak akan menyerah menembakkan amunisi hatiku hingga cintamu jatuh lunglai ke pangkuanku

10. Rayuan Guru SD

Akan ku goreskan satu kata cinta pada papan hatimu

11. Rayuan Pilot

Ku bawa engkau menuju tingginya angkasa agar kau dapat melihat hamparan hatiku yang luas untukmu

12. Rayuan Tukang Isi Angin Ban

Kan ku genjot terus pompa kasih sayangku hingga terisi penuh di hatimu

13. Rayuan Preman dalam Bis

Saya tidak ingin keluar masuk penjara kegalauan hanya untuk mendapatkan sedikit cinta darimu. Sedikit bagimu, cukup untukku.

14. Rayuan Artis Bollywoood

Berikanlah kesempatan bagiku untuk memutari pohon cinta yang tertanam dihatimu

15. Rayuan Bang Oma

Tidak terima cintaku....Terlaaaluuu...!!


Itulah sedikit conton rayuan yang dapat menjadi referensi bagi anda-anda sekalian. Semoga dapat bermanfaat.

PS : Jangan Buang Angin Sembarangan, karena itu akan membuat rayuan anda menjadi tiada guna. WASPADALAH!!!

Monday, June 20, 2011

Segelas Kopi - Soul Healing

 AL-I'TIRAF

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan
wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii
fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi
Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali
fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali

Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi
wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka
muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun
wa in tathrud faman narjuu siwaaka
 

Sebuah pengakuan dari manusia, siapapun, yang merasa tak bisa berhenti untuk mengucap taubat;
Sebuah bentuk kepasrahan manusia akan hidupnya kepada Dia yang ia cinta;
Sebuah permohonan seorang manusia akan perlindungan kepada Dzat yang senantiasa dihatinya;
Sebuah ikatan yang selalu dijaganya dengan sujud dan keikhlasan;

Sebuah doa dari seorang anak manusia, yang dosanya berbekas tiap waktu, memintaMu mengakui dia sebagai orang yang Engkau ridhoi...
Hanya RidhoMu...yang anak manusia itu butuhkan...


Inna Sholatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamatii Lillahi Rabbil'alamin

Sunday, June 5, 2011

Segelas Kopi - Curhat Tak Berbayar

AKULAH MAHATHIR

Perkenalkan, aku Mahathir
yang tiap malam selalu bersemangat membuka lepi
melanjutkan kata-kata indah untuk dielaborasi
namun akhirnya menonton Dividi

Salam Kenal, Aku Mahathir
yang hari-harinya sibuk melobi petinggi
tuk sekedar mencari info yang dicari
yang membuat pulsa ku kudu diisi tiap 3 hari

Halo, Aku Mahathir
bermimpi tuk dinyanyiin gaudeamus igitur
sambil memakai toga dan jubah yang menjulur
yang membuatku tak henti mengejar Mas Pur

Yoyoyo, Aku Mahathir
Anak kedua dari tiga bersaudara
meminta restu pada siapa saja
biar hari dan malamku kembali tenang bersahaja


T.T T.T T.T
Tertanda
Akulah Mahathir

By: Mahasiswa Tingkat Akhir

Saturday, June 4, 2011

Chapter 05 - Idolaku Inspirasiku

Haaah, sudah lama rasanya saya, sang pembual, menulis kisah hidupnya yang masih sangat panjang 'tuk diungkapkan. Padahal telah banyak korban yang terbualkan  lagi sakau ingin mendengar bualan saya yang ternyata menjadi obat penenang dikala mereka gundah, gelisah, dan mimpi basah.
Yah, untuk itu, dalam kesibukan saya (tidur, bangun, beol, makan, dan seterusnya), disempatkan untuk melanjutkan cerita.

Pada suatu hari....saya lupa tuh hari apa tanggal apa dengan siapa semalam berbuat apa, tapi yang jelas terbersit dalam benak ini, saat dimana sepasang meong  tetangga
lagi ribut entah memperbincangkan apa. Tapi klo merunut dari kitab mahabrutus terjemahan meong, saya bisa menangkap intisari dari perbincangan antara Mece  (Meong Cewe) dan Meco (Meong Cowo) berikut ini:
Mece : Meco, anak kita udah minta adek tuh...ngeong
Meco : Oh, boleh-boleh.. Aa' standby kok...ngeong
Mece : tapi kita kan lagi Ngabe (menjalankan program KB)...ngeong
Meco : tapi kan masi bisa....ngeong
Mece : Iya, tapi begitu berenti langsung 'dung'...jangan maksa deh...ngeong
Meco : Ealah, dasar ngeong neh, klo gitu ngapain buka wacana kaya gitu...Ngeong me so well lah...

Kembali ke pokok permasalahan,,

Mengkhayal, berimajinasi, adalah sifat khas yang dimiliki oleh seorang anak yang masih berusia muda. Siapa yang tidak kenal dengan Power Ranger, ato Sailormoon, ato Satria Baja Hitam, ato malah Suster Ngepot (Banyak yang nunjuk,,,). Kehadiran makhluk khayalan tersebut menghiasi hari-hari banyak anak, termasuk Bingo dkk. Dan salah satu kebiasaan mereka adalah menceritakan superhero mereka, kekuatan, kelebihan, jalan ceritanya, dan dampak bagi sistem perekonomian nasional (oh, nyang ini bagiannya
bapak-bapak yang lagi ngopi di warung). 
Saat jam istirahat adalah saat yang tepat untuk membuka forum diskusi anak-anak kelas Tekun untuk menceritakan unek-unek mereka tentang SUPERHERO

Bingo : Hoam, ai ngantuk neh, semalem nonton Kuuga Volume 1-10
Colek : Wah, yu juga demen kuuga bin, ai udah sampe volume 14 loh....*bangga
Tongki : Wah, emang seru tuh brur? ai mah tiap malam bantuin ibu masak buat jualan. Maklumlah, animo konsumen lagi tinggi ke warung ai.
Cabi : Dasar cowo ya, obrolannya ga berkualitas.
Tongki: Eh, daripada yu cab, nyisir barbie mulu seharian, rambut ndiri jadi ga keurus.
Bingo & Colek : tulll.....
Cab : Eh sory ya, ai ga perlu ngurusin toh rambut ai udah bagus dari sono.
Bingo&Colek :Prettttt.
Colek : Tapi tenang tong, sebagai ketua kelas yang oke punya, saya akan minjemin kasetnya. Tidak dipungut biaya. Cukup makan gratis di warung yu aja.
Tongki : wah, jolim yu namanya. Ntar margin profit ai berkurang dong.

Ibu Sumi pun masuk ke kelas......

Bu Sumi : Ayo anak-anak, duduk yang manis ya, klo kurang manis tambahin merica.
               Eh, Simunah mana? Cabi?
Cabi      : Wah, madam, seabis istirahat tadi simunah ke kamar kecil, belum balik-balik, kali aja lagi pewe     madam.
Bu Sumi : waduh, cepat kamu liat ke kamar kecil. Kali aja doski masi karokean di dalam.

Tiba-tiba Simunah pun datang, dengan wajah yang riang. Ternyata, simunah abis melepaskan beban dalam dirinya (baca: BAB)
Bu Sumi: Oke, sekarang pelajarannya adalah Siapa idolamu? Nah, kalian pilih siapa idola dan kelebihannya apa. Kita kocok dulu telor ma tepungnya, enggak,

maksudnya nomor absensinya.

Suasana kelas pun tegang, menunggu the chosen one yang akan bercerita. Setiap mata bertemu pada kocokan. Kocokan mengalihkan dunia.

Setelah selesai ngocoknya...

Bu Sumi : Nomor 12,,,Simunah, ayo maju ke kelas.
Simunah : baik madam.
Bu Sumi : Oke, sekarang ceritakan. Katakan apa yang ingin kamu katakan, tapi jangan katakan apa yang   tidak ingin kamu katakan. sugesti saya jelas Mun?
Simunah : Jelas Madam
Bu Sumi : Ceritakan tentang idolamu

Siapakah idola Simunah??Penasaran?? Tunggu yang mau lewat berikut ini

Jenglot : Permisii.........Punten.....

Tuesday, January 11, 2011

Segelas Kopi - Pulang Kampung Neh Part.1

Perjalanan ini sangat berarti bagi sang pembual. Tanah kelahiran yang telah lama ku tinggal hampir 18 tahun ini akhirnya bisa ku kunjungi walaupun harus di dahului dengan perdebatan yang cukup alot dengan orang tua. Biasa lah, agak sedih ga bisa berlebaran dengan anak laki-laki satu-satunya ini yang kece (kere dan cemen).

Bisa dibilang kalau sang pembual agak penasaran dengan kondisi terkini dari kota Banda Aceh, setelah mengalami bencana Tsunami 2004 yang telah merenggut banyak nyawa, termasuk Paman dan Sepupu (semoga mereka selalu berada dalam ridhoNya).

Masih segar dalam ingatan, hari Rabu tanggal 20 Oktober 2010. Berangkat dari Bandara Soetta pukul 16.20 dengan maskapai, sebut saja Kutu Air. Duduk dibangku 22C ditemani oleh bapak-bapak disebelah (huh, knp sering sebelahan ma bapak2 ato emak2 ya?). Ketika mesin dinyatakan, terkesan sebagai api obor pembuka olimpiade, memulai perjalanan menuju kampung halaman. (kalo kata Pak Obama --> "Pulang Kampung Neh").
Pk 06.20 - Pk 19.00    
@#!.)&%%#$!B)*% C Am Dm ke G ke C lagi @#%*^@%*^#@
Artinya: bengong ma tidur2an doank

Pk 19.00                   
Hinggap di Bandara Polonia Medan, lapor transit pesawat kepada pihak yang berwajib (petugas Kutu Air), siapa tau ada yang bawa obat-obatan terlarang, seperti minyak kencur, obat kuat dosis tinggi, obat TBC tidak sesuai resep dokter, dsb. Selain itu, Alhamdulillah dapat sekotak nasi beserta lauk dan bill nya juga (enggak lah) buat buka puasa penumpang dari Mbak2 Waiting Room.Sungguh elok nian, bulan puasa emang penih berkah. Sebelumnya juga dapat sesobek roti dari bapak-bapak sebelah (ternyata ada hikmahnya juga, atau mgkn wajah ku ini sangat melankolis -> baca "melarat")

Pk. 20.20       
Akhirnya Suara ghaib (Announcer) bergema
"Sesaat lagi anda akan tiba di Bandara Internasional Iskandar Muda Banda Aceh. Tetap gunakan sabuk pengaman hingga pesawat benar-benar berhenti, siapa tau tiba-tiba pesawatnya ayan karena kurang asupan   Avtur. Waktu menunjukkan pukul 20.20 dan tidak ada perbedaan waktu antara Jakarta dan Banda Aceh karena kita Bhinneka Tunggal Ika. Terima kasih telah mempercayakan perjalanan Anda kepada Kutu Air, karena sungguh sulit mendapat orang yang mau percaya sama kami  hiks..hiks...Semoga kita berjumpa lagi di penerbangan dan dimensi lainnya. Terima Kasih. (Minta Tissue donk!)"

Pk 20.20 - 20.40   
Menunggu Bagasi keluar. Inilah saat2 yang paling membosankan. Menunggu satu per satu sama dengan satu barang-barang bawaan penumpang dengan travellator. Ada berbagai macam koper, dus kerupuk, dus pecah-belah, dus buku-buku bacaan,  dan dus tadiantarakita. Akhirnya barang-barang ku sebanyak satu biji udah keluar dari peraduannya. Koper tanpa roda sebelah (kasian nasib mu nak). Bayangin aja gimana perjuangan menenteng si koper tuh. Udah kumel, hitam lebam, koyak, lusuh, idup lagi (lah itu kan gw yak?).

Akhirnya, tibalah detik-detik proklamasi, eh, detik-detik pertemuan dengan keluarga yang menjemput. Ada kakek, nenek, paman, 2 ekor sepupu. Ah, sungguh momen yang krusial bagi seorang anak yang telah lama meninggalkan kampung halaman. Setelah cium pipi kanan, pipi kiri trus tabok jidat ampe bengkak akhirnya kami mulai bergerak dengan mobil paman yang rodanya empat spionnya dua pintunya lengkap (mempertegas, kalo yang gw naikin bukan bemo).

Melewati lika liku jalan kota Banda Aceh terlihat begitu banyak perbedaan (padahal udah ga inget lagi). Setidaknya begitulah kata paman dan kakek saya yang dengan semangat 45 mencoba mengingatkan saya kembali dengan memorial kota ini. Jalannya yang serba baru, kiri kanan ditanami pepohonan kota, rumah-rumah tertata rapi, ga da macet, ada tugu tsunami, museum tsunami, tugu"thanks to world" dengan bendera2 yang membantu Aceh kala itu, Masjid Baiturrahman yang tetap berdiri kokoh. Akhirnya sampai lah pada rumah tempat aku dulahirkan. Hiks..hiks terharu aku bisa kembali ke tempat awal kehidupan *lebohay

Sunday, January 9, 2011

Chapter 04 - Persahabatan Bagai Kedondong

Seragam. Begitulah budaya pendidikan yang sampai saat ini terjaga keluruhannya. Pakaian diyakini memiliki kontribusi yang tinggi jika berbicara mengenai keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Tak ada diskriminasi, tak ada rasisme, yang ada hanyalah Satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Tanah Air. Itulah INDONESIA (fiuh....penulis rada patriotik akhir2 ne).


Seperti biasa, Pukul 10.00 adalah waktu dimana calon-calon penerus generasi bangsa di TK Bual Sentosa meniti pencarian jati diri dan impian masa depan. Ratusan murid-murid berkumpul satu sama lain bersiap-siap disuruh masuk ke kerangkeng. Warna putih-kuning menghiasi pemandangan sekolah yang memberikan sentuhan warna-warna mentereng beriringan dengan hijaunya dedaunan, birunya langit luas, dan hitam manisnya bapak-bapak yang lagi nyapu di depan sekolah.
Adalah si Colek (Cowok Pesolek), putra yang dilahirkan dengan wajah nan rupawan dan dari keluarga hartawan terlihat gagah memimpin teman-teman kelas Telor Kuning (TeKun), kelasnya si Bingo. Selain itu, ada Tongki, seorang anak pedagang yang bercita-cita jadi saudagar besar walaupun badannya terbilang kecil dengan rambut kriwil2 kaya mie goreng. Kemudian, ada Cabbi, seorang gadis periang cantik bermuka cabi yang walaupun kecil sudah keibuan (lebih tepatnya dewasa sebelum waktunya, kaya emak2 gitu deh). Kemudian ada Simuna, gadis yang suka berkerudung merah dan bercita-cita jadi da'iah sejuta umat.

Mereka berlima telah menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan oleh ruang dan waktu karena memiliki visi dan misi yang sama, yakni menjadi anak bangsa yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. (Berjejer sambil teriakkan Pembela Nenek Tua Pembasmi Serangga, jreng, jreng, kameha-meha)

Bu Sumi, seperti biasa berpenampilan nyentrik dengan baju batik cokelat dengan parfum ala Persia yang mampu merontokkan setiap helai bulu hidung yang mencoba berani menantang ketajaman aromanya.

Bu Sumi    : "Anak-Anak, gimana kabarnya?"
TeKun      : "Baik Buuuuuuuuuuuuu"
Bu Sumi    : "Sekarang saatnya pelajaran menggambar. Kalian boleh menggambar apa saja yang kalian suka. Misalnya gunung meletus, banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan sebagainya. Nah, sekarang siapkan semua alat-alat menggambar kalian!"

Kelas pun riuh saat semua anak mengambil alat menggambar.
Colek, patut berbangga diri, karena pensil warna miliknya paling mewah di antara anak lainnya. Terdiri dari 30 warna dengan tingkat ketajamannya 2 Mega Pixel (gw tau kalian bingung, sama gw juga). Sementara, yang paling memilukan adalah milik Tongki. Kenapa tidak, karena yang dibawa adalah perkakas material yang terbawa dari toko milik bapaknya. Tongki pun menyadari kalo dia salah ngambil karena terburu-buru berangkat.

Cabbi    : "Makanya Tong, segala sesuatunya perlu dipersiapkan secara matang. Dan jangan suka telat. Seperti aku neh, subuh2 udah bangun bantuin orang               tua dan aku mempersiapkan semuanya sendiri. Kita udah        gede loh Tong.
Tongki dan Bingo : "Pretttttt..............."
Colek    : "Hmm......ada2 aja kerjaan kalian. Gak prestige tau gak"
Tongki    : "Ngomong lw Col, bikin gw panas ati, ne kalo ditaroh telor udah setengah matang taw ga"
Simuna    : "Udah-udah, kita sebagai anak harusnya menjaga sikap. Tong, mending ente pake aja punya ana, ana redho kok."

Beruntung masih ada Simuna yang berhati baik yang bersedia meminjamkan pensil warna miliknya. Kelas menggambar pun dimulai sesaat setelah Bu Sumi membagikan kertas gambar kepada masing-masing anak.

Bu Sumi : "Sekarang mulai menggambar. Ntar gambar terbaik akan mendapat baik satu lembar photo terbaru Bu Sumi edisi Malam Jumat. Pasti kalian senang"

Kelas TeKun pun menjadi suram dan tanpa suara

Bu Sumi : "Becanda kok, ntar dapat satu buku cerita bergambar Tokek&Curut Vol.5. Edisi terbaru loh..."
TeKun    : "Aseeeekk...................."

Kelas Telor Kuning pun antusias menggambar dengan mengelurkan semua kemampuan yang dimiliki.

Sampailah pada pengumuman pemenang. Bu Sumi pun memegang kertas gambar yang menurutnya terbaik dilihat dari ketelitian sudut gambar, tone setiap warnanya, konsistensi dan perpaduan setiap warna yang ada.

Bu Sumi : "Gambar terbaik adalah milik.................Simunah *&%^*@#!&"

Tepukan tangan bergema di gelas TeKun menyambut sang pemenang Simunah.

Bu Sumi    : "Gambarnya bagus. Pitch Controlnya juga terjaga dengan rapi. Ibu maw tanya gambar ini menceritakan apa Mun?"
Simunah    : "Tentang beberapa anak yang lagi makan kedondong buk. Saya kasi judul Persahabatan Bagai Kedondong. Persahabatan yang selalu tumbuh tiada akhir        seperti pohon kedondong. Memberikan kenikmatan kepada setiap orang tanpa ragu dan tanpa terkecuali"
Bu Sumi    : "Ibu jadi terharu. Nanti ibu traktir makan kedondong deh. Kebetulan udah lama ibu ga makan kedondong."
TeKun    : "Bu Sumi emang top..........Tiada Dua"

Begitulah hingar-bingar kehidupan anak-anak kelas Telor Kuning yang sarat dengan tawa dan canda. Tak Peduli siapapun orangnya, makanannya ya Kedondong.